Minggu, 02 November 2008

my heroes



gambar di atas adalah potongan gambar sahabat-sahabat ku yang tidak ku kenal begitu saja dan akrab dalam waktu yang singkat. Saya mengenal mereka satu persatu bukan dalam keadaan pada saat saya sementara bersenang-senang, tapi saya mengenal mereka pada saat dalam masa-masa begitu sulit.

Jojo -- (Jovian) saya mengenal dia kelas 2 SMA. Waktu itu memang saya sekelas dengan dia, ketika mendengar namanya, saya langsung bergumam dalam hati ,"oh, itu yah yang namanya jovian, anak yang pernah ikut audisi Indonesia Idol dan beritanya sampai dari kelas ke kelas...". Dalam hati saya memang merasa iri, soalnya waktu itu saya juga mau ikutan audisi tapi belum cukup umur. Hmm, sebagus apa sih suaranya..? saya makin penasaran karena kata teman-temanku, dia sering nyanyi di gereja. Akhirnya tibalah suatu kali kelompok debatku beradu mulut dengan kelompoknya. Ego di antara 2 kubu kelompok sangat tinggi dan saling mempertahankan pendapat. Tapi tidak dengan Jojo, di antara teman kelompoknya, hanya dia yang mendukung kelompokku dan mengakui bahwa apa yang dikatakan kelompokku adalah benar. Sejak saat itu saya mulai akrab dengan dia. Bukan karena telah membantu kelompokku, tapi saya menghargai dia karena selalu menggunakan akal sehat dalam berpikir.

Nono -- (Suparno) "neh anak penderita autism kali yah..?", itu penilaianku ke Nono waktu pertama kali kenalan dengan dia. Soalnya waktu itu saya hanya bercanda untuk nyuruh dia traktir saya minuman n cemilan di sekolahan, eh tau taunya dibeliin beneran. Tapi setelah memperhatikan tingkah lakunya, ternyata dia anaknya polos banget. Gak begitu bergaul n gak banyak omong, jadi mungkin waktu itu dia terlalu senang punya temen baru kayak saya (GR dikit gpp kan no..?haahah) makanya ditraktirin. Saya sih kenal begitu saja dan gak terlalu sering bicara dengan dia. Tapi waktu itu dia bener-bener menyelamatkan hidup saya (Lebay deh.. hahaha). Tugas sejarah yang siang ini akan dikumpul belum sempat saya kerjakan. Kalau gak ngerjain tugas ini, saya gak bisa ikut ulangan harian. Dalam kepanikan, si Nono datang menawarkan makalah yang sudah di jilid rapi. "Ini apa..? kok gak ada namanya..?", tanyaku ke dia. "Yup, ini tugas sejarah saya, kamu boleh tulis nama kamu di situ dan langsung kumpul aja". Saya memang beda kelas dengan dia, tapi tugas yang diberikan guru-guru biasanya sama dari kelas ke kelas. "Trus tugas kamu gimana..? masa kamu gak ngerjain..?", dengan sedikit terharu menatapnya. "Gak papa kok, pagi ini gak tau kenapa saya buat dobel, tapi isinya beda. Jadi kamu boleh ambil satu", dia berkata seperti itu seolah-olah gak ada beban sama sekali. "Duh.. makasih.. saya harus bayar berapa neh..?", tanyaku kembali. "Bayar..? bayar apa..? itu gratis, gak usah bayar, hehe". Saya senang sekali mendengar hal itu. Saya ingin meluk dia tapi ntar dikirain HOMO.. hahahaha.. thx Nono..

Kaka -- (Kamaluddin) bosan banget deh lihat wajah anak ini. Satu SD, satu SMP, sampai-sampai satu SMA juga. Tapi sampai kelas 1 SMA, saya tak pernah berbicara dengannya, melainkan hanya saling mengenal wajah. Suatu kali saya ke Mall dengan teman akrabku, dan kebetulan dia juga ada. "Wah.. ini dia buku yang saya cari-cari selama ini..", saya berdecak kagum melihat sebuah buku di barisan new release. Buku yang selama ini saya cari-cari ternyata sudah ada di depan mata. Tapi... ,"Kenapa dhy..?", tanya temanku setelah melihat saya memeriksa kantong celana dan semua celah di seluruh tubuhku. "Mati deh, duit gw hilang..!!", sambil majang muka sok biasa-biasa saja padahal dalam hati udah menangis darah. "Memangnya kamu butuh banget yah sama buku itu..?", untuk pertama kalinya kaka berbicara padaku pada hari itu. "Iah sih, tapi belinya ntar deh, bulan depan aja, abisnya duit gw dah gak ada neh", jawabku kepada kaka sambil memegang buku yang saya inginkan. "Ya udah, ambil aja, ntar gw yang bayarin", tawaran Kaka kepada saya yang begitu tak ku duga. "Asyik..!! ada yang mau bayarin dulu..! tapi gw harus sok sok nolak dulu", gumam saya dalam hati. "Trus ganti duitnya gimana..? gw kan baru bisa ganti bulan depan. Mending gak usah aja deh, makasih yah..", bujuk saya berharap dia bakalan ngomong 'gak papa'. dan ternyata...,"Gak papa kok, gak usah dipikirin masalah gantinya, yang jelasnya kan buku itu lu butuhin banget, ya udah beli aja. oke..?", "Sebenernya gak penting-penting amat sih, tapi kalau lu ikhlas membantu, ya udah gw beli aja..". Kami berduapun tersenyum. Tapi senyumnya beda. Si Kaka tersenyum bahagia karena telah membantu saya, tapi saya tersenyum malu karena memang sudah malu-maluin.. haha

tamtam -- (Thamrin) sinis.. begitu sinis tatapan mata anak ini begitu berpapasan di koridor. Sok sokan senior kalau saya bilang tatapannya. Dan memang benar, awalnya saya mengira dia itu senior. Sampai suatu kali saya mengikuti pengkaderan untuk masuk OSIS yang di sebut LDK. "Loh, kok makhluk sinis ini ada di sini yah..? mana pakaiannya pakaian peserta pula..?", saya makin bingung. Lalu pada saat sesi pengenalan diri, saya baru tau kalau dia juga anak kelas 1 sama kayak saya. Dan akhirnya pada hari berikutnya tempat dudukku dipindahkan tepat di sebelahnya. Mau gak mau saya mesti bersosialisasi sama siapa saja. Yah, termasuk dia. Dengan mata yang begitu mengantuk karena materi hingga larut malam, saya memutuskan untuk cari teman bicara agar tak terbawa suasana. Saya pun kenalan dengan dia dan sedikit bercanda dengan memperhatikan wajah lelah teman-teman kami yang lainnya. Tiap hari saya sekamar, sepiring berdua, kadang sebaskom bersama (makan nasi di baskom ber 17 orang). Dan begitu akrab hingga kami menduduki jabatan sebagai pengurus OSIS. Kami bertiga yaitu tamtam, saya, dan seorang lagi temanku diberi julukan Trio Devil oleh teman-teman karena kegarangan kami pada junior saat mereka membuat kesalahan. Hehehe, masikah kita bisa garang berdua di lapangan tam..?

Randy -- (Randy) anak berkulit coklat yang paling tampan (tentunya setelah saya.. hahaha) dan juga yang paling binal..! huwakakka.. becanda ding.. Dia orang yang sebenernya baik, tapi pelitnya bukan main, atau mungkin hemat yah halusnya? Saya kenal sama dia benar-benar dalam keadaan genting. Dikala saya dalam kesakithatian yang benar-benar mendalam, dan tak ada seorangpun yang berani mendekat, hanya dia satu-satunya yang mau mendengar curahan hatiku (mulai lebay lagi deh...). Tapi sebenernya saya sakit hati sama gara-gara dia juga sih. Tapi dia memberikan pelajaran yang begitu berharga kalau masalahku dengannya yang pernah terjadi adalah bukan segalanya di dunia ini. Dan dunia ini tak akan berakhir tanpa hal demikian. Mulai gak jelas yah..?? masalah ini memang hanya dimengerti oleh kami ber-6..

Adhy -- (Armadi) yah itulah saya, salah satu orang paling beruntung di dunia karena memiliki sahabat-sahabat yang begitu berarti. Yang akrab dengan saya bukan pada masa kejayaanku, melainkan menerimaku apa adanya. Itu artinya mereka tak pernah melihat sesuatu dari materi. Saya sangat senang memiliki sahabat-sahabatku. Dan saya sangat sangat tidak mau kehilangan mereka. Jojo, Nono, Kaka, Tamtam, Randy.. you are my hero.. ^^~

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

keseharian anda tak pernah ada yang sama persis, maka ketika anda merasa dejavu, itu adalah anugerah Tuhan yang diberikan untuk anda