Jumat, 08 Oktober 2010

Mahalnya menjadi "Eksis"

Karena sebuah insiden yang tidak penting-penitng amat, saya dan seorang teman saya akhirnya menemukan sebuah hambatan menuju tempat nongkrong. Yah, untuk kesekian kalinya ban motor saya bocor, dan lagi lagi saya harus mengeluarkan beberapa puluh ribu untuk itu. Walaupun waktu itu teman saya berbaik hati menawarkan uangnya untuk mengganti ban saya dengan ban baru, namun tetap saja saya merasa tidak rela kalau uangnya keluar sebanyak itu hanya untuk saya. Dia memang cukup mampu, bahkan lebih dari cukup menurutku. Namun, tetap saja tak ikhlas duitnya dia kocek segampang itu.

Sementara motorku di utak-atik oleh sang ahli, saya dan temanku duduk berdua di pinggir jalan sambil menjajakkan diri dengan wajah ngantuk, bosan, dan lapar. Kalian bisa mengimajnasikan betapa menderitanya wajah kami waktu itu.
"Ar, pinjem BB lu dong..", tanya saya ke arah temanku
"Mo apa?"
"Mo buka FB doang, sekalian up date status menderitanya gw malam ini"
Dengan cermat ku mainkan gadget yang menjadi primadona sekarang ini. Dan belum sampai 5 menit, sudah ku kembalikan.
"Lho..?? sudah dhy??", tanya temanku
"Sudah, ngapain lama-lama? cuma mo update status aja kan?"
Tanpa sadar ternyata saya bertindak seolah-olah pamer di depan umum, bahwa "SEKARANG SAYA SUDAH ADA BB LHO.."

* * * * *
Sesampai di rumah, saya kembali mengecek account FB ku, dan ada beberapa notification berupa pesan wall dan comment status. Setelah membukanya dengan fikiran "Siapa lagi ini yang mau paci'dakika.. atau sok-sok care..", ternyata isinya semua hampir sama. Teman-temanku yang menggunakan BB meminta nomer pin BB ku. Dalam benakku berfikir kembali, wah, temen-temenku banyak yang care ternyata dan masih mau berkomunikasi dengan saya. Saya kemudian membalas pesan mereka bahwasanya yang saya pakai itu cumanalah BB pinjaman. Namun balasan berikutnya tak kunjung tiba dari mereka. Saya begitu mengharapkan jika mereka memang ingin berkomunikasi dengan saya, seharusnya mereka meminta nomer HP saya saja. Mengapa harus pin BB??

Dari sini saya menyimpulkan, kalau zaman sekarang tuh zaman edan. Orang-orang hanya mau bergaul dengan sesamanya saja, atau mungkin hanya sekedar ikut-ikutan, atau takut tidak bergaul karena tidak memiliki benda yang pada umumnya orang mampu miliki??
Pernah suatu waktu saya iseng bertanya kepada teman saya yang kemana-mana seolah-olah membawa karung yang penuh dengan kerikil.
"Apami itu isi tasmu ces??"
"Liat mako sendiri"
Kemudian saya kembali bertanya dengan dia.
"Photografer profesional mako sekarang??"
"Ndakji.. iseng-isengji biasa foto.."
"Edit foto pake apa?? Photoshop CS 3 ato 4?"
"Photoscape"
"Hmmm???", dahiku mengernyit "Hari ini emang banyak tugas??"
"Ndakji, liburka malahan.. Aduh.. manami tadi itu modemku", sambil memeriksa isi tasnya dan mencari di sela-sela laptop.
"Kalau OL ko, biasa apa ko buka??"
"FB ji, atau twitter, atau youtube, ayo foto dulu, baru saya tag kan ko sekarang.."
"Sebentpi deh.. btw, sapa-sapami itu orang di BB messangermu? banyaknya saya lihat?"
"Ndak tau, merekaji yang addka.. kebanyakan orang dari luar sih juga"
"Kenapa mereka bisa tau pin BB mu??"
"Karena ada di profile FB ku"
"Hehhh????"
AKhirnya saya menutup percakapan itu dengan muka heran dan penuh dengan tanda tanya. Temanku yang satu ini, kemana-mana membawa kamera, laptop, modem, BB, tujuannya cuma 1 ternyata, mau eksis di dunia maya. Haduh haduh.. miris sepertinya, tapi selama dia tidak merepotkanku, tentu saja tidak masalah.

Yang menjadi sangat miris dalam kondisi gadget sekarang ini adalah, banyak yang membelinya namun tidak digunakan semaksimal mungkin sebagaimana dengan fungsinya. Bayangkan saja, temanku bahkan pernah bertanya kepada saya,
"Dhy, download aplikasi BB di mana yah??"
Sebelum saya menjawabnya, saya tertawa terpingkal-pingkal dulu, trus menjawab,"Gunakan laptop, modem, om google", hal sesimple itu saja bahkan harus dia tanyakan. Padahal dia mempunyai semuanya lebih dahulu sebelum saya. Namun mengapa ia tak tahu?? karena ia tempe Ya itulah, dia hanya ikut-ikutan dengan teman sepergaulannya. Mungkin temannya memang butuh gadget tersebut karena pekerjaan yang menuntutnya, tapi dia tidak mau kalah saing, makanya dia juga membeli hal yang sama. Tapi selama dia mampu, itu tidak masalah baginya, terlebih lagi bagiku. Tapi, jangan sampai dimulutnya keluar kalimat seperti temanku ini..
"Aduh adhy.. ko tau, sebulan saya harus bayar ini uang modemku 200rb, trus langganan BB ku juga, belum lagi beli pulsaka.. deh banyaknya pengeluaranku bulan ini.."
Nah loh, yang memaksa anda untuk eksis di dunia maya siapa??

Yah, kalau menurut saya sih, kalian boleh ikutin saranku atau gak itu gak masalah. Jika kalian ingin mencari teman sejati, jangan mulai perkenalan anda dengan pin BB, atau FB, atau follower

Apakah teman yang selalu membawakan anda minuman ke rumah anda adalah teman sejati? jelas saja bukan. Apakah teman sejati anda adalah seseorang yang ketika anda telepon untuk menceritakan masalah, dia akan mencari-cari alasan untuk menyudahi pecakapan anda?? Hahaha, kasihan kalau begitu. Teman sejati itu akan selalu setia dan tenang mendengarkan keluhan anda.

Untuk eksis, tidak harus memiliki banyak teman-teman yang hanya ada saat senang. Untuk memiliki teman yang banyak tidak perlu gadget mewah untuk mengumpan mereka datang bergaul kepada kita. namun cukup 1, sebuah senyuman hangat.. :) anda. Teman sejati itu ada bukan pada saat kita senang atau kondisi kita sama-sama enak, tapi pada saat kita butuh dan kekurangan, dia akan ada.. itulah teman.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
keseharian anda tak pernah ada yang sama persis, maka ketika anda merasa dejavu, itu adalah anugerah Tuhan yang diberikan untuk anda

1 komentar:

danie mengatakan...

hehee... aku juga nggak punya BB. mending henpon biasa asal pulsa lancar. ^_^